Jumat, 25 Maret 2011

Dampak Post Traumatic Stress Disorder:


Tsunami di jepang:
Bencana terkadang menghampiri setiap detik, setiap menit dan setiap jam. Bahkan kita tidak tahu kapan bencana tersebut terjadi pada diri kita. Begitu juga dengan tsunami di jepang yang menyebabkan kerugian hingga kematian jiwa manusia. Tsunami adalah gelombang transien yang disebabkan oleh gempa tektonik ataupu oleh letusan gunung berapi dasar laut. Tsunami berasal dari bahasa jepang yang berarti gelombang pelabuhan (karena sering menyerang pelabuhan dan pesisir pantai Jepang) Nama lain yang sering digunakan untuk Tsunami adalah gelombang pasang (Tidal Waves).
Nama ini Kurang sesuai untuk digunakan pada gelombang transien karena pasang selalu diasosiasikan dengan terminologi gelombang panjang akibat gaya tarik benda angkasa.Tsunami mempunyai periode berkisar antara 10 menit sampai dengan satu jam. Tsunami adalah gelombang dispersive, bila pusat gempa dekat dengan lokasi maka periodenya lebih kecil, sebaliknya untuk yang jaraknya lebih jauh.
Bila penyebab Tsunami adalah letusan gunung berapi, maka gangguan terjadi pada permukaan, bila penyebabnya terjadi karena gempa tektonik maka gangguanya terjadi pada dasar laut. Di Indonesia Tsunami sering terjadi dikawasan timur Indonesia, Misalnya di Flores (1992) dan Biak (1995) yan menelan banyak korban jiwa. sedangkan di kawasan barat terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur (1994) dan disulawesi tengah awal 1996. terakhir terjadi di Aceh beberapa tahun yang lalu yang menelan korban ratusan ribu orang.
Dampak Post Traumatic Stress Disorder:
Banyak dampak- dampak negative akibat tsunami yang melanda jepang yang beribu kota Tokyo tersebut. Terutama psikologisnya pada masyarakat yang berhadapan langsung dengan maut berbahaya itu. Apa lagi dengan anak-anak yang telah di tinggalkan orang tuanya karena terkena musibah tersebut. Dampak Post traumatic stress disorder  juga di alami oleh masyarakat sekitar dan reaksi medaltif yang berkelanjutan pada pengalamannya, ini bisa juga di sebut dengan factor EMPIRIS. Trumatik dampak tsunami ini juga tak akan hilang dalam pikiran atau jiwa pada kehidupan yang akan di jalani masyarakat jepang, karena mangancam mereka sangat sok pada kejadian ini. Mereka tidak menyangka kota kesayangan nya akan di landa bencana besar ini. Dan di tambah lagi dengan keluarga korban yang tidak tahu dimana letaknya, apakah sudah mati tertimpa reruntuhan tersebut, suatu kebanggaan juga buat mereka yang menemukan keluarganya, meski rumahnya hancur berkeping2, namun mereka mengurangi dampak stress tersebut karena dalam hati masyarakat tersebut adalah “biar aja rumah ku hancur layaknya layangan yang tersobek-sobek air hujan akan tetapi aku bersyukur karna aku bisa menemukan keluarga ku”. Meski traumanya ga ilang ini suatu tambak bencana tsunami yang sangat luar biasa bagi masyarakat jepang, kurang lebih 24 juta jiwa melayang.



Tidak di ketahui apakah gangguan psikologis mereka akan hilang. Biasanya ganguan ini kemungkinan berlangsung berbulan-bulan,bertahun-tahun bahkan bisa sampai seumur hidup.Bagi yang terkena PTSD ini bisanya dia tidak mampu kembali ke fungsinya semula dan terus di cekam oleh pengalaman-pengalaman buruk yang telah individu tersebut dapati.
Mungkin ini gejala-gejala yang akan di alami masyarakat pada ganguan PTSD :

1.Individu selalu mengingat atau terbayang dalam benaknya bahwa kejadian yang mereka alami akan terjadi lagi kepadanya.
2.Tubuh akan sesak nafas atau keluar keringat sengat teringat kejadian itu.
3.Terlalu waspada dalam segala hal.
4.Bisa menyebakan phobia terhadapa sesuatu.
5.Bila ada stimulus-stimulus tertentu yang individu dapati, maka ia akan mudah teringat lagi.
6.Muncul ganguan otonomik dan kelainan tingkah laku.

Dari gejala-gejala yang di alami masyarakat tersebut,pastinya kita ingin bagaimana kah cara mereka kembali ke normal lagi,setidaknya mensuport mereka kembali ke semula dan melupakan kejadian yang mereka alami.yaitu dengan terapi :

1.Terapi Medis, yaitu dengan memberikan obat penenang atau obat anti depresann yang dapat membantu ganguan-ganguan kecemasan lainnya.
2.Terapi Kognitif, yaitu dengan cara koban yang terkena musibah itu bercerita agar dapat membantu melupakan masalah yang dia hadapi.
3.Terapi Behavior, yaitu dengan dengan memasukan pengandaian mental dari peristiwa yang memicu traumatic dan disandingkan dengan terapi relaksasi.
4.Terapi Psikodinamik,yaitu dengan membawa korban yang terkena musibah itu kepada suasana lingkungan yang mendukung.
5.Hypnotherapy, yaitu dengan membawa tubuh dalam kondisi rileks total atau focus total dengan keadaan kesadaran pikiran meningkat lebih tinggi daripada biasanya. Bisanya para ahli hipnoterapis ini sangat di butuhkan sekali pada keadaan ini.

REFENSI:
berita.liputan6.com/.../Kospi_Ditutup_Melemah_Dampak_Tekanan_Pada_jepang
berita warta kota harian.
Berita warta kota sindo (seputar Indonesia)

Senin, 14 Maret 2011


PENYESUAIAN DIRI

Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk dapat bertahan secara psikologis dalam menghadapi sesuatu yang tidak diharapkannya dengan cara mengorganisasi respon sedemikian rupa sehingga bisa mengatasi konflik. Bahkan seketika kita di hadapi permasalahan yang begitu rumit kita membutuhkan penyesuaian diri terhadap suatu cara agar kita bisa memecahkan kondisi sosial yang berubah karena dasar pemahaman yang aktual. Kemampuan penyesuaian diri  tersebut akan mempengaruhi kondisi psikologis pada diri sendiri dan juga perkembangan dari yang mungkin akan sedikit sulit. Jika kita mampu menyesuaikan diri dengan baik akan memiliki kondisi psikologis yang sehat dan akan berdampak positif bagi perkembangan diri kita pada nantinya. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik akan memiliki kondisi psikologis yang tidak sehat dan akan berdampak negatif bagi perkembangannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri yang baik dapat berbentuk positif tetapi juga dapat berbentuk negatif.jika orang  yang memiliki bentuk penyesuaian diri positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) dapat menerima kenyataan memiliki kekurangan, (2) dapat menerima keberadaan ketika di landa kesulitan, (3) melakukan penanganan terhadap  dirinya sesuai dengan kebutuhannnya dan (4) tidak merasa rendah diri dan bersikap terbuka terhadap orang lain. Sedangkan orang  yang memiliki bentuk penyesuaian diri negatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) tidak dapat menerima kenyataan bahwa hidupnya dilanda kemiskinan, (2) tidak dapat menerima keberadaan menjadi buruk secara apa adanya, (3) tidak dapat melakukan penanganan terhadap dirinya  (4) merasa rendah diri dan bersikap tertutup terhadap orang lain dengan keberadaannya. Banyak faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dari pada seseorang salah satunya adalah (1) keyakinan terhadap nilai-nilai agama, (2) pengetahuan dan pengalaman, (3) dukungan keluarga dari ibu yang memiliki kurang kepercayaan diri dan (4) adanya teman  Dari semua  ini ditemukan juga bahwa semangat yang tinggi dari seorang untuk memperjuangkan agar dapat mengubah kehidupan dari dirinya itu sendiri.
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
Bisa juga atinya sebagai Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.

Penyesuaian Diri sebagai Adaptasi (Adaptation). Dilihat dari latar belakang perkembangannya, pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation). Padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis.
Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut. Dengan demikian. dilihat dari sudut pandang ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik (self-maintenance atau surnival).
Oleh sebab itu, jika penyesuaian diri hanya diartikan sama dengan usaha mempertahankan diri maka hanya selaras dengan keadaan fisik saja, bukan penyesuaian dalam arti psikologis. Akibatnya, adanya kompleksitas kepribadian individu serta adanya hubungan kepribadian individu dengan lingkungan menjadi terabaikan.
Padahal, dalam penyesuian diri sesungguhnya tidak sekadar penyesuaian fisik, melainkan yang lebih kompleks dan lebih penting lagi adalah adanya keunikan dan keberbedaan kepribadian individu dalam hubungannya dengan lingkungan.
Penyesuaian diri yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi penyesuaian diri baik dalam pengertian adaptation maupun adjusment. Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik, idealnya mampu menggunakan kedua mekanisme penyesuaian diri tersebut secara luwes, tergantung pada situasinya. Sebaliknya, individu dianggap kaku bila kurang mampu menggunakan kedua mekanisme tersebut dengan baik atau hanya salah satu cara saja yang dominan digunakan.
Namun demikian, pemaknaan penyesuaian diri sebagai penguasaan (mastery) mengandung kelemahan, yaitu menyamaratakan semua individu. Padahal, kapasitas individu antara satu orang dengan yang lain tidak sama. Ada keterbatasanketerbatasan tertentu yang dihadapi oleh individu.
Oleh sebab itu, perlu dirumuskan prinsip-prinsip penting mengenai hakikat penyesuaian diri, yaitu sebagai berikut: 1) Setiap individu memiliki kualitas penyesuaian diri yang berbeda. 2)Penyesuaian diri sebagian besar ditentukan oleh kapasitas internal atau kecenderungan yang telah dicapainya. 3) Penyesuaian diri juga ditentukan oleh faktor internal dalam hubungannya dengan tuntutan lingkungan individu yang bersangkutan.
Dengan demikian, semakin tampak bahwa penyesuaian diri dilihat dari pandangan psikologis pun memiliki makna yang beragam. Hanya sedikit saja kualitas penyesuaian diri yang dapat diidentifikasi. Selain itu, kesulitan lain yang muncul adalah bahwa penyesuaian diri tidak dapat dinilai baik atau buruk, melainkan semata-mata hanya menunjuk kepadacara bereaksi terhadap tuntutan internal atau situasi eksternal.
Hanya saja, reaksi yang dipandang memuaskan, efektif, dan efisien seringkali diartikan sebagai penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya, reaksi yang tidak memuaskan, tidak efektif, dan tidak efisien seringkali diartikan sebagai penyesuaian diri yang kurang baik, buruk, atau dikenal dengan istilah “malasuai” (maladjustment).
Berdasarkan tiga sudut pandang tentang makna penyesuaian diri sebagaimana didiskusikan di postingan sebelumnya, akhirnya penyesuaian diri dapat diartikan sebagai suatu proses yang mencakup respons-respons mental dan behavioral yang diperjuangkan individu agardapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustrasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.
Penyesuaian diri dapat juga diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti inipun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.
Dalam sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan terancam akan tertolak dirinya manakala perilakunya tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Keragaman pada individu menyebabkan penyesuaian diri tidak dapat dimaknai sebagai usaha konformitas. Misalnya, pola perilaku pada anak-anak berbakat atau anak-anak genius ada yang tidak berlaku atau tidak dapat diterima oleh anak-anak berkemampuan biasa. Namun demikian, tidak dapat dikatakan bahwa mereka tidak mampu menyesuaikan diri.
Norma-norma sosial dan budaya kadang-kadang terlalu kaku dan tidak masuk akal untuk dikenakan pada anak-anak yang memiliki keunggulan tingkat inteligensi atau anak-anak berbakat. Selain itu, norma yang berlaku pada suatu budaya tertentu tidak sama dengan norma pada budaya lainnya sehingga tidak mungkin merumuskan serangkaian prinsip-prinsip penyesuaian diri berdasarkan budaya yang dapat diterima secara universal.
Dengan demikian, konsep penyesuaian diri sesungguhnya bersifat dinamis dan tidak dapat disusun berdasarkan konformitas sosial.
                       






MENGENAL PERSONAL SECARA KESELURUHAN
Pengenalan diri adalah sebuah tantangan berkesinambungan. Itu juga yang menjadikannya menyenangkan. Mengenal diri adalah perkara menjelajahi siapa kamu: apa yang kamu suka, apa yang tidak kamu suka, apa yang kamu inginkan, apa yang kamu rasakan, apa yang kamu percayai, apa yang kamu bela, dan apa yang menurutmu bisa kamu berikan pada dunia. Banyak sekali manfaat yang bisa kita pelajari dan kita hasilkan apabila kita bisa memahami dan mengenal diri kita sendiri.
Manfaat yang bisa kita rasakan adalah upaya pengembangan diri dapat lebih efektif, mengenal diri akan membantu kita memahami bahwa kita tidak tercipta secara kebetulan (by chance). Jika kita menginternalisasi dan menghayati akan keberadaan diri kita, maka kita akan sampai kepada kesimpulan yang tak terelakkan bahwa Tuhanlah yang mencipta seluruh keberadaan. Kita tidak mewujud dengan sendirinya atau hanya karena persemaian antara sperma dan ovum dari kedua orang tua kita. Manusia secara natural senantiasa mencari alasan keberadaannya. Darimanakah kedatanganku ? Ke mana langkah yang aku tuju ? Untuk tujuan apa keberadaanku ?
Dengan mengenal diri kita akan memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan eksistensial tersebut. Mengenal diri sendiri juga dapat membantu kita mengetahui kemampuan dan bakat dalam diri kita. Demikian juga sebaliknya jika kita mengenal diri kita maka kita juga mengetahui kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita. Dengan demikian kita dapat menjadi diri kita sendiri.
Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku bagi keberhasilan di bidang karier, melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, sosial masyarakat, dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang mesti jadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya. Salah satu cara supaya anda mengenal diri anda sendiri adalah :
1. Bersikaplah jujur kepada diri anda sendiri.
Seringkali menjadi jujur pada diri sendiri terasa menyakitkan. Banyak orang merasa berhenti dalam kariernya. Mereka menganggap orang lain dan lingkungan sebagai sumber kegagalan. Mereka mengingkari bahwa penyebabnya justru berasal dari dalam diri mereka sendiri. Di lain pihak, seringkali orang tidak mampu jujur pada diri sendiri karena salah dalam memahami keberhasilan yang sedang diraihnya. Banyak orang berhasil lalu mengira mampu melakukan apa saja. Mereka mengembangkan kedua belah lengannya lebar-lebar dan menyangka akan berhasil di semua hal. Mereka tak mau mengakui bahwa ada batas-batas yang tak mungkin dilalui. Jujur pada diri sendiri adalah bersedia untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Mengenali diri sendiri adalah belajar untuk menilai dan memahami diri sendiri dengan pikiran jernih tanpa dibebani dengan prasangka, harapan, ketakutan dan perasaan-perasaan lain.

2. Maukah anda memaafkan segala sesuatu yang telah terjadi, dan menerima sebagaimana adanya dengan hati lapang?
(dalam bahasa jawa dengan istilah " Narima " dibaca "narimo ")
Mengenal diri sendiri bukan sekedar mengenal nama, alamat, usia, dan apa-apa yang tercantum dalam curiculum vitae. Mengenal diri sendiri adalah proses dan hubungan timbal balik antara
seseorang dengan dirinya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, orang terbiasa untuk berhubungan dengan orang lain. Mereka mengembangkan berbagai cara komunikasi efektif dengan orang lain demi tercapainya tujuan. Demikian pula halnya dengan belajar mengenal diri sendiri, seseorang harus mengembangkan bentuk komunikasi timbal balik yang baik dengan dirinya sendiri. Mereka harus menumbuhkan kemampuan untuk melihat dan mendengar apa yang dikatakan oleh dirinya sendiri agar mampu memahaminya dengan baik. Proses ini adalah ketrampilan yang harus diasah terus-menerus. Pada awalnya selalu terasa berat, karena sebelum bertindak seseorang harus mengkomunikasikannya terlebih dahulu dengan dirinya sendiri, “apakah ini adalah sesuatu yang sesuai dengan diri saya? apakah ini benar-benar menjadi keinginan diri saya?” Dengan kata lain proses mengenal diri sendiri adalah proses membangkitkan kesadaran diri. Dan, bagian terberat dalam proses ini adalah belajar untuk disiplin.
3. Apakah anda sanggup melakukan disiplin diri?
Salah satu bentuk disiplin yang menuntun pada pengenalan diri adalah mengamati diri secara cermat – mengamati setiap perasaan, pikiran, harapan, keinginan, kegembiraan dan lain-lain yang terjadi dalam diri sendiri. Pengenalan diri sendiri adalah upaya dari diri kita sendiri untuk menemukan jawaban jawaban yang ada dalam diri kita. Para spiritualis biasa melakukan ini dengan bermeditasi, khusyu’k, mengheningkan cipta, atau berbagai istilah lain. Pengamatan ini menumbuhkan kesadaran yang lebih tenang, yang mampu melihat secara jernih pikiran dan perasaan yang sedang terjadi, kemampuan, bakat dan ketrampilan yang dimiliki, kekuatan dan kesempatan untuk menggunakan semua pikiran, perasaan, kemampuan, bakat dan ketrampilan itu untuk sebaik-baiknya kehidupan karier. Pengamatan diri ini dapat dilakukan di setiap saat sembari melakukan kegiatan sehari-hari. Justru dalam kegiatan sehari-hari itulah seseorang berkesempatan untuk menyadari betapa banyak gejolak pikiran, perasaan yang muncul silih berganti.
4. Apakah anda bersedia menjadi diri anda sendiri ?
Banyak orang mengaburkan arti menjadi “diri sendiri” dengan “semaunya sendiri”. Menjadi diri sendiri melalui proses mengenal diri adalah menumbuhkan pengendalian diri karena dalam mengembangkan dirinya seseorang harus senantiasa berjalan pada potensi-potensi yang dianugerahkan padanya. Selain itu, banyak orang menjadi apa yang dikatakan orang lain dan menganggapnya itu sesuai dengan dirinya. Yang perlu disadari adalah bahwa setiap orang itu berbeda dan unik. Tak ada orang yang sama. Mereka dianugerahi kemampuan, potensi dan bakat yang berbeda-beda.Tugas manusia adalah menggunakan semua itu untuk kemajuan kehidupan ini. Tujuan mengenal diri untuk pengembangan karir adalah mengenal apa potensi-potensi, bakat-bakat, kemampuan dan ketrampilan yang ada pada diri agar bisa digunakan untuk kemajuan karir. Selain itu, mengenal diri akan menumbuhkan kesadaran dan pengendalian diri, suatu bentuk pengembangan emosi dan spiritual yang dibutuhkan untuk mengiringi langkah kemajuan karir.

ARTI STRES DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
TERMASUK EFEKNYA

Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut
Jatuh cinta itu merupakan stressor bagi kita, baik yang berasal dari dalam dan berasal dari luar tubuh kita. intinya pada saat kita jatuh cinta, kita mengalami stres. Hanya saja stres yang timbul pada setiap pribadi berbeda, jatuh cinta dapat menjadi eustres (stres positif) atau distres (stres negatif).
Contoh stres positif:
Pada saat kita jatuh cinta kita merasa lebih percaya diri, tertantang atau termotivasi dan membuat diri kita merasa nyaman, performa diri yang meningkat, sistem kekebalan meningkat, menjadi kuat.
Atau stres negatif Pada saat kita jatuh cinta kita merasa takut, lemah, tidak percaya diri, rendah diri, kualitas diri yang berkurang, terkadang merasa cemas yang amat sangat, bahkan dapat menimbulkan frustasi yang berkepanjangan.
Pada dasarnya dalam diri manusia terdapat hal hal yang positif maupun negative. Jika sesorang sedang mengalami keadaan dimana dia stress maka akan terjadi despresi.
Banyak orang mengalami jatuh cinta, akan tetapi jika gagal dalam percintaan maka tidak lain akan berdampak negative. Entah mw menyendiri, entah dia mau bunuh diri, itu di sebabkan pikiran yang tak kondusif.


Jatuh cinta sring kali kita lupa akan sesuatu yang akan berdampak buruk pada efek efeknya.
Ini salah satu hubungannya cinta dan stres
Dari stressor lalu kita ke reaksi,
Nah, lalu proses apa sih yang terjadi pada diri kita? Ternyata di dalam tubuh kita mengalami proses diproduksinya beberapa zat-zat tertentu yang sedikit membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Zat-zat tertentu ini dinamakan feromon.
Feromon adalah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Sedangkan feromon yang diproduksi oleh hormon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh VMO (alat Bantu penciuman) di dalam hidung/indra pencium. Sinyal ini dihasilkan oleh jaringan kulit khusus yang terkonsentrasi di dalam lengan. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis.
Efeknya ialah membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin. Proses inilah yang disebut reaksi diri kita terhadap stressor.
Reaksi menimbulkan perubahan, dan pada saat kita jatuh cinta biasanya ada yang berubah dari diri kita. Perubahan (change) merupakan salah satu proses hidup yang berhubungan kuat dengan stres. Selain reaksi perubahan sistem di dalam tubuh kita, perubahan juga terjadi di luar tubuh kita seperti, perubahan pola makan, perbedaan detak jantung, pernafasan, hingga perubahan pola pikir atau mindset.

GENERAL ADAPTION

Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
Adaptasi merupakan salah satu sumber daya di dalam hidup manusia, akan tetapi banyak juga yang tak mengerti tentang general adaptasi..
Contoh kecil dari adaptasi:
Si toni pada awalnya anak orang kaya dari keluarga terhormat yang tinggal di salah satu perumahan kompleks aBri, dan diapun sudah merasa nyaman dengan lingkungannya yang sesuai dengan kepribadiaannya. Dia merasa senang sekali

jika bebicara, becanda, maupun nongkrong karena dia mempunyai general adaption yang tinggi. Tidak hanya di daerah kompleknya saja, di sekolahan nya pun dia banyak di gemari oleh teman-teman nya. Meski sekolahnya tak mewah namun dia dapat berinteraksi dengan baik.
Itu salah satu contoh kasusnya..
Ada 3 jenis dari adaption:
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.

2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh adapatasi fisiologis adalah seperti pada binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri.





Daftar Pustaka :

Kartono, K. (2000). Hygiene mental. Bandung: Mandar Maju.
Sumadi Suryabrata. (2005) Psikologi Kepribadian bab I. Jakarta : CV Rajawali.


PENYESUAIAN DIRI


PENYESUAIAN DIRI

Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk dapat bertahan secara psikologis dalam menghadapi sesuatu yang tidak diharapkannya dengan cara mengorganisasi respon sedemikian rupa sehingga bisa mengatasi konflik. Bahkan seketika kita di hadapi permasalahan yang begitu rumit kita membutuhkan penyesuaian diri terhadap suatu cara agar kita bisa memecahkan kondisi sosial yang berubah karena dasar pemahaman yang aktual. Kemampuan penyesuaian diri  tersebut akan mempengaruhi kondisi psikologis pada diri sendiri dan juga perkembangan dari yang mungkin akan sedikit sulit. Jika kita mampu menyesuaikan diri dengan baik akan memiliki kondisi psikologis yang sehat dan akan berdampak positif bagi perkembangan diri kita pada nantinya. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik akan memiliki kondisi psikologis yang tidak sehat dan akan berdampak negatif bagi perkembangannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri yang baik dapat berbentuk positif tetapi juga dapat berbentuk negatif.jika orang  yang memiliki bentuk penyesuaian diri positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) dapat menerima kenyataan memiliki kekurangan, (2) dapat menerima keberadaan ketika di landa kesulitan, (3) melakukan penanganan terhadap  dirinya sesuai dengan kebutuhannnya dan (4) tidak merasa rendah diri dan bersikap terbuka terhadap orang lain. Sedangkan orang  yang memiliki bentuk penyesuaian diri negatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) tidak dapat menerima kenyataan bahwa hidupnya dilanda kemiskinan, (2) tidak dapat menerima keberadaan menjadi buruk secara apa adanya, (3) tidak dapat melakukan penanganan terhadap dirinya  (4) merasa rendah diri dan bersikap tertutup terhadap orang lain dengan keberadaannya. Banyak faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dari pada seseorang salah satunya adalah (1) keyakinan terhadap nilai-nilai agama, (2) pengetahuan dan pengalaman, (3) dukungan keluarga dari ibu yang memiliki kurang kepercayaan diri dan (4) adanya teman  Dari semua  ini ditemukan juga bahwa semangat yang tinggi dari seorang untuk memperjuangkan agar dapat mengubah kehidupan dari dirinya itu sendiri.
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
Bisa juga atinya sebagai Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.

Penyesuaian Diri sebagai Adaptasi (Adaptation). Dilihat dari latar belakang perkembangannya, pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation). Padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis.
Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut. Dengan demikian. dilihat dari sudut pandang ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik (self-maintenance atau surnival).
Oleh sebab itu, jika penyesuaian diri hanya diartikan sama dengan usaha mempertahankan diri maka hanya selaras dengan keadaan fisik saja, bukan penyesuaian dalam arti psikologis. Akibatnya, adanya kompleksitas kepribadian individu serta adanya hubungan kepribadian individu dengan lingkungan menjadi terabaikan.
Padahal, dalam penyesuian diri sesungguhnya tidak sekadar penyesuaian fisik, melainkan yang lebih kompleks dan lebih penting lagi adalah adanya keunikan dan keberbedaan kepribadian individu dalam hubungannya dengan lingkungan.
Penyesuaian diri yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi penyesuaian diri baik dalam pengertian adaptation maupun adjusment. Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik, idealnya mampu menggunakan kedua mekanisme penyesuaian diri tersebut secara luwes, tergantung pada situasinya. Sebaliknya, individu dianggap kaku bila kurang mampu menggunakan kedua mekanisme tersebut dengan baik atau hanya salah satu cara saja yang dominan digunakan.
Namun demikian, pemaknaan penyesuaian diri sebagai penguasaan (mastery) mengandung kelemahan, yaitu menyamaratakan semua individu. Padahal, kapasitas individu antara satu orang dengan yang lain tidak sama. Ada keterbatasanketerbatasan tertentu yang dihadapi oleh individu.
Oleh sebab itu, perlu dirumuskan prinsip-prinsip penting mengenai hakikat penyesuaian diri, yaitu sebagai berikut: 1) Setiap individu memiliki kualitas penyesuaian diri yang berbeda. 2)Penyesuaian diri sebagian besar ditentukan oleh kapasitas internal atau kecenderungan yang telah dicapainya. 3) Penyesuaian diri juga ditentukan oleh faktor internal dalam hubungannya dengan tuntutan lingkungan individu yang bersangkutan.
Dengan demikian, semakin tampak bahwa penyesuaian diri dilihat dari pandangan psikologis pun memiliki makna yang beragam. Hanya sedikit saja kualitas penyesuaian diri yang dapat diidentifikasi. Selain itu, kesulitan lain yang muncul adalah bahwa penyesuaian diri tidak dapat dinilai baik atau buruk, melainkan semata-mata hanya menunjuk kepadacara bereaksi terhadap tuntutan internal atau situasi eksternal.
Hanya saja, reaksi yang dipandang memuaskan, efektif, dan efisien seringkali diartikan sebagai penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya, reaksi yang tidak memuaskan, tidak efektif, dan tidak efisien seringkali diartikan sebagai penyesuaian diri yang kurang baik, buruk, atau dikenal dengan istilah “malasuai” (maladjustment).
Berdasarkan tiga sudut pandang tentang makna penyesuaian diri sebagaimana didiskusikan di postingan sebelumnya, akhirnya penyesuaian diri dapat diartikan sebagai suatu proses yang mencakup respons-respons mental dan behavioral yang diperjuangkan individu agardapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustrasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.
Penyesuaian diri dapat juga diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti inipun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.
Dalam sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan terancam akan tertolak dirinya manakala perilakunya tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Keragaman pada individu menyebabkan penyesuaian diri tidak dapat dimaknai sebagai usaha konformitas. Misalnya, pola perilaku pada anak-anak berbakat atau anak-anak genius ada yang tidak berlaku atau tidak dapat diterima oleh anak-anak berkemampuan biasa. Namun demikian, tidak dapat dikatakan bahwa mereka tidak mampu menyesuaikan diri.
Norma-norma sosial dan budaya kadang-kadang terlalu kaku dan tidak masuk akal untuk dikenakan pada anak-anak yang memiliki keunggulan tingkat inteligensi atau anak-anak berbakat. Selain itu, norma yang berlaku pada suatu budaya tertentu tidak sama dengan norma pada budaya lainnya sehingga tidak mungkin merumuskan serangkaian prinsip-prinsip penyesuaian diri berdasarkan budaya yang dapat diterima secara universal.
Dengan demikian, konsep penyesuaian diri sesungguhnya bersifat dinamis dan tidak dapat disusun berdasarkan konformitas sosial.
                       






MENGENAL PERSONAL SECARA KESELURUHAN
Pengenalan diri adalah sebuah tantangan berkesinambungan. Itu juga yang menjadikannya menyenangkan. Mengenal diri adalah perkara menjelajahi siapa kamu: apa yang kamu suka, apa yang tidak kamu suka, apa yang kamu inginkan, apa yang kamu rasakan, apa yang kamu percayai, apa yang kamu bela, dan apa yang menurutmu bisa kamu berikan pada dunia. Banyak sekali manfaat yang bisa kita pelajari dan kita hasilkan apabila kita bisa memahami dan mengenal diri kita sendiri.
Manfaat yang bisa kita rasakan adalah upaya pengembangan diri dapat lebih efektif, mengenal diri akan membantu kita memahami bahwa kita tidak tercipta secara kebetulan (by chance). Jika kita menginternalisasi dan menghayati akan keberadaan diri kita, maka kita akan sampai kepada kesimpulan yang tak terelakkan bahwa Tuhanlah yang mencipta seluruh keberadaan. Kita tidak mewujud dengan sendirinya atau hanya karena persemaian antara sperma dan ovum dari kedua orang tua kita. Manusia secara natural senantiasa mencari alasan keberadaannya. Darimanakah kedatanganku ? Ke mana langkah yang aku tuju ? Untuk tujuan apa keberadaanku ?
Dengan mengenal diri kita akan memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan eksistensial tersebut. Mengenal diri sendiri juga dapat membantu kita mengetahui kemampuan dan bakat dalam diri kita. Demikian juga sebaliknya jika kita mengenal diri kita maka kita juga mengetahui kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita. Dengan demikian kita dapat menjadi diri kita sendiri.
Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku bagi keberhasilan di bidang karier, melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, sosial masyarakat, dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang mesti jadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya. Salah satu cara supaya anda mengenal diri anda sendiri adalah :
1. Bersikaplah jujur kepada diri anda sendiri.
Seringkali menjadi jujur pada diri sendiri terasa menyakitkan. Banyak orang merasa berhenti dalam kariernya. Mereka menganggap orang lain dan lingkungan sebagai sumber kegagalan. Mereka mengingkari bahwa penyebabnya justru berasal dari dalam diri mereka sendiri. Di lain pihak, seringkali orang tidak mampu jujur pada diri sendiri karena salah dalam memahami keberhasilan yang sedang diraihnya. Banyak orang berhasil lalu mengira mampu melakukan apa saja. Mereka mengembangkan kedua belah lengannya lebar-lebar dan menyangka akan berhasil di semua hal. Mereka tak mau mengakui bahwa ada batas-batas yang tak mungkin dilalui. Jujur pada diri sendiri adalah bersedia untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Mengenali diri sendiri adalah belajar untuk menilai dan memahami diri sendiri dengan pikiran jernih tanpa dibebani dengan prasangka, harapan, ketakutan dan perasaan-perasaan lain.

2. Maukah anda memaafkan segala sesuatu yang telah terjadi, dan menerima sebagaimana adanya dengan hati lapang?
(dalam bahasa jawa dengan istilah " Narima " dibaca "narimo ")
Mengenal diri sendiri bukan sekedar mengenal nama, alamat, usia, dan apa-apa yang tercantum dalam curiculum vitae. Mengenal diri sendiri adalah proses dan hubungan timbal balik antara
seseorang dengan dirinya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, orang terbiasa untuk berhubungan dengan orang lain. Mereka mengembangkan berbagai cara komunikasi efektif dengan orang lain demi tercapainya tujuan. Demikian pula halnya dengan belajar mengenal diri sendiri, seseorang harus mengembangkan bentuk komunikasi timbal balik yang baik dengan dirinya sendiri. Mereka harus menumbuhkan kemampuan untuk melihat dan mendengar apa yang dikatakan oleh dirinya sendiri agar mampu memahaminya dengan baik. Proses ini adalah ketrampilan yang harus diasah terus-menerus. Pada awalnya selalu terasa berat, karena sebelum bertindak seseorang harus mengkomunikasikannya terlebih dahulu dengan dirinya sendiri, “apakah ini adalah sesuatu yang sesuai dengan diri saya? apakah ini benar-benar menjadi keinginan diri saya?” Dengan kata lain proses mengenal diri sendiri adalah proses membangkitkan kesadaran diri. Dan, bagian terberat dalam proses ini adalah belajar untuk disiplin.
3. Apakah anda sanggup melakukan disiplin diri?
Salah satu bentuk disiplin yang menuntun pada pengenalan diri adalah mengamati diri secara cermat – mengamati setiap perasaan, pikiran, harapan, keinginan, kegembiraan dan lain-lain yang terjadi dalam diri sendiri. Pengenalan diri sendiri adalah upaya dari diri kita sendiri untuk menemukan jawaban jawaban yang ada dalam diri kita. Para spiritualis biasa melakukan ini dengan bermeditasi, khusyu’k, mengheningkan cipta, atau berbagai istilah lain. Pengamatan ini menumbuhkan kesadaran yang lebih tenang, yang mampu melihat secara jernih pikiran dan perasaan yang sedang terjadi, kemampuan, bakat dan ketrampilan yang dimiliki, kekuatan dan kesempatan untuk menggunakan semua pikiran, perasaan, kemampuan, bakat dan ketrampilan itu untuk sebaik-baiknya kehidupan karier. Pengamatan diri ini dapat dilakukan di setiap saat sembari melakukan kegiatan sehari-hari. Justru dalam kegiatan sehari-hari itulah seseorang berkesempatan untuk menyadari betapa banyak gejolak pikiran, perasaan yang muncul silih berganti.
4. Apakah anda bersedia menjadi diri anda sendiri ?
Banyak orang mengaburkan arti menjadi “diri sendiri” dengan “semaunya sendiri”. Menjadi diri sendiri melalui proses mengenal diri adalah menumbuhkan pengendalian diri karena dalam mengembangkan dirinya seseorang harus senantiasa berjalan pada potensi-potensi yang dianugerahkan padanya. Selain itu, banyak orang menjadi apa yang dikatakan orang lain dan menganggapnya itu sesuai dengan dirinya. Yang perlu disadari adalah bahwa setiap orang itu berbeda dan unik. Tak ada orang yang sama. Mereka dianugerahi kemampuan, potensi dan bakat yang berbeda-beda.Tugas manusia adalah menggunakan semua itu untuk kemajuan kehidupan ini. Tujuan mengenal diri untuk pengembangan karir adalah mengenal apa potensi-potensi, bakat-bakat, kemampuan dan ketrampilan yang ada pada diri agar bisa digunakan untuk kemajuan karir. Selain itu, mengenal diri akan menumbuhkan kesadaran dan pengendalian diri, suatu bentuk pengembangan emosi dan spiritual yang dibutuhkan untuk mengiringi langkah kemajuan karir.

ARTI STRES DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
TERMASUK EFEKNYA

Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut
Jatuh cinta itu merupakan stressor bagi kita, baik yang berasal dari dalam dan berasal dari luar tubuh kita. intinya pada saat kita jatuh cinta, kita mengalami stres. Hanya saja stres yang timbul pada setiap pribadi berbeda, jatuh cinta dapat menjadi eustres (stres positif) atau distres (stres negatif).
Contoh stres positif:
Pada saat kita jatuh cinta kita merasa lebih percaya diri, tertantang atau termotivasi dan membuat diri kita merasa nyaman, performa diri yang meningkat, sistem kekebalan meningkat, menjadi kuat.
Atau stres negatif Pada saat kita jatuh cinta kita merasa takut, lemah, tidak percaya diri, rendah diri, kualitas diri yang berkurang, terkadang merasa cemas yang amat sangat, bahkan dapat menimbulkan frustasi yang berkepanjangan.
Pada dasarnya dalam diri manusia terdapat hal hal yang positif maupun negative. Jika sesorang sedang mengalami keadaan dimana dia stress maka akan terjadi despresi.
Banyak orang mengalami jatuh cinta, akan tetapi jika gagal dalam percintaan maka tidak lain akan berdampak negative. Entah mw menyendiri, entah dia mau bunuh diri, itu di sebabkan pikiran yang tak kondusif.


Jatuh cinta sring kali kita lupa akan sesuatu yang akan berdampak buruk pada efek efeknya.
Ini salah satu hubungannya cinta dan stres
Dari stressor lalu kita ke reaksi,
Nah, lalu proses apa sih yang terjadi pada diri kita? Ternyata di dalam tubuh kita mengalami proses diproduksinya beberapa zat-zat tertentu yang sedikit membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Zat-zat tertentu ini dinamakan feromon.
Feromon adalah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Sedangkan feromon yang diproduksi oleh hormon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh VMO (alat Bantu penciuman) di dalam hidung/indra pencium. Sinyal ini dihasilkan oleh jaringan kulit khusus yang terkonsentrasi di dalam lengan. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis.
Efeknya ialah membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin. Proses inilah yang disebut reaksi diri kita terhadap stressor.
Reaksi menimbulkan perubahan, dan pada saat kita jatuh cinta biasanya ada yang berubah dari diri kita. Perubahan (change) merupakan salah satu proses hidup yang berhubungan kuat dengan stres. Selain reaksi perubahan sistem di dalam tubuh kita, perubahan juga terjadi di luar tubuh kita seperti, perubahan pola makan, perbedaan detak jantung, pernafasan, hingga perubahan pola pikir atau mindset.

GENERAL ADAPTION

Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
Adaptasi merupakan salah satu sumber daya di dalam hidup manusia, akan tetapi banyak juga yang tak mengerti tentang general adaptasi..
Contoh kecil dari adaptasi:
Si toni pada awalnya anak orang kaya dari keluarga terhormat yang tinggal di salah satu perumahan kompleks aBri, dan diapun sudah merasa nyaman dengan lingkungannya yang sesuai dengan kepribadiaannya. Dia merasa senang sekali

jika bebicara, becanda, maupun nongkrong karena dia mempunyai general adaption yang tinggi. Tidak hanya di daerah kompleknya saja, di sekolahan nya pun dia banyak di gemari oleh teman-teman nya. Meski sekolahnya tak mewah namun dia dapat berinteraksi dengan baik.
Itu salah satu contoh kasusnya..
Ada 3 jenis dari adaption:
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.

2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh adapatasi fisiologis adalah seperti pada binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri.



PENYESUAIAN DIRI

Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk dapat bertahan secara psikologis dalam menghadapi sesuatu yang tidak diharapkannya dengan cara mengorganisasi respon sedemikian rupa sehingga bisa mengatasi konflik. Bahkan seketika kita di hadapi permasalahan yang begitu rumit kita membutuhkan penyesuaian diri terhadap suatu cara agar kita bisa memecahkan kondisi sosial yang berubah karena dasar pemahaman yang aktual. Kemampuan penyesuaian diri  tersebut akan mempengaruhi kondisi psikologis pada diri sendiri dan juga perkembangan dari yang mungkin akan sedikit sulit. Jika kita mampu menyesuaikan diri dengan baik akan memiliki kondisi psikologis yang sehat dan akan berdampak positif bagi perkembangan diri kita pada nantinya. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan baik akan memiliki kondisi psikologis yang tidak sehat dan akan berdampak negatif bagi perkembangannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri yang baik dapat berbentuk positif tetapi juga dapat berbentuk negatif.jika orang  yang memiliki bentuk penyesuaian diri positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) dapat menerima kenyataan memiliki kekurangan, (2) dapat menerima keberadaan ketika di landa kesulitan, (3) melakukan penanganan terhadap  dirinya sesuai dengan kebutuhannnya dan (4) tidak merasa rendah diri dan bersikap terbuka terhadap orang lain. Sedangkan orang  yang memiliki bentuk penyesuaian diri negatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (1) tidak dapat menerima kenyataan bahwa hidupnya dilanda kemiskinan, (2) tidak dapat menerima keberadaan menjadi buruk secara apa adanya, (3) tidak dapat melakukan penanganan terhadap dirinya  (4) merasa rendah diri dan bersikap tertutup terhadap orang lain dengan keberadaannya. Banyak faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dari pada seseorang salah satunya adalah (1) keyakinan terhadap nilai-nilai agama, (2) pengetahuan dan pengalaman, (3) dukungan keluarga dari ibu yang memiliki kurang kepercayaan diri dan (4) adanya teman  Dari semua  ini ditemukan juga bahwa semangat yang tinggi dari seorang untuk memperjuangkan agar dapat mengubah kehidupan dari dirinya itu sendiri.
Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
Bisa juga atinya sebagai Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.

Penyesuaian Diri sebagai Adaptasi (Adaptation). Dilihat dari latar belakang perkembangannya, pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation). Padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis.
Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut. Dengan demikian. dilihat dari sudut pandang ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik (self-maintenance atau surnival).
Oleh sebab itu, jika penyesuaian diri hanya diartikan sama dengan usaha mempertahankan diri maka hanya selaras dengan keadaan fisik saja, bukan penyesuaian dalam arti psikologis. Akibatnya, adanya kompleksitas kepribadian individu serta adanya hubungan kepribadian individu dengan lingkungan menjadi terabaikan.
Padahal, dalam penyesuian diri sesungguhnya tidak sekadar penyesuaian fisik, melainkan yang lebih kompleks dan lebih penting lagi adalah adanya keunikan dan keberbedaan kepribadian individu dalam hubungannya dengan lingkungan.
Penyesuaian diri yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi penyesuaian diri baik dalam pengertian adaptation maupun adjusment. Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik, idealnya mampu menggunakan kedua mekanisme penyesuaian diri tersebut secara luwes, tergantung pada situasinya. Sebaliknya, individu dianggap kaku bila kurang mampu menggunakan kedua mekanisme tersebut dengan baik atau hanya salah satu cara saja yang dominan digunakan.
Namun demikian, pemaknaan penyesuaian diri sebagai penguasaan (mastery) mengandung kelemahan, yaitu menyamaratakan semua individu. Padahal, kapasitas individu antara satu orang dengan yang lain tidak sama. Ada keterbatasanketerbatasan tertentu yang dihadapi oleh individu.
Oleh sebab itu, perlu dirumuskan prinsip-prinsip penting mengenai hakikat penyesuaian diri, yaitu sebagai berikut: 1) Setiap individu memiliki kualitas penyesuaian diri yang berbeda. 2)Penyesuaian diri sebagian besar ditentukan oleh kapasitas internal atau kecenderungan yang telah dicapainya. 3) Penyesuaian diri juga ditentukan oleh faktor internal dalam hubungannya dengan tuntutan lingkungan individu yang bersangkutan.
Dengan demikian, semakin tampak bahwa penyesuaian diri dilihat dari pandangan psikologis pun memiliki makna yang beragam. Hanya sedikit saja kualitas penyesuaian diri yang dapat diidentifikasi. Selain itu, kesulitan lain yang muncul adalah bahwa penyesuaian diri tidak dapat dinilai baik atau buruk, melainkan semata-mata hanya menunjuk kepadacara bereaksi terhadap tuntutan internal atau situasi eksternal.
Hanya saja, reaksi yang dipandang memuaskan, efektif, dan efisien seringkali diartikan sebagai penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya, reaksi yang tidak memuaskan, tidak efektif, dan tidak efisien seringkali diartikan sebagai penyesuaian diri yang kurang baik, buruk, atau dikenal dengan istilah “malasuai” (maladjustment).
Berdasarkan tiga sudut pandang tentang makna penyesuaian diri sebagaimana didiskusikan di postingan sebelumnya, akhirnya penyesuaian diri dapat diartikan sebagai suatu proses yang mencakup respons-respons mental dan behavioral yang diperjuangkan individu agardapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustrasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia luar atau lingkungan tempat individu berada.
Penyesuaian diri dapat juga diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti inipun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.
Dalam sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan terancam akan tertolak dirinya manakala perilakunya tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Keragaman pada individu menyebabkan penyesuaian diri tidak dapat dimaknai sebagai usaha konformitas. Misalnya, pola perilaku pada anak-anak berbakat atau anak-anak genius ada yang tidak berlaku atau tidak dapat diterima oleh anak-anak berkemampuan biasa. Namun demikian, tidak dapat dikatakan bahwa mereka tidak mampu menyesuaikan diri.
Norma-norma sosial dan budaya kadang-kadang terlalu kaku dan tidak masuk akal untuk dikenakan pada anak-anak yang memiliki keunggulan tingkat inteligensi atau anak-anak berbakat. Selain itu, norma yang berlaku pada suatu budaya tertentu tidak sama dengan norma pada budaya lainnya sehingga tidak mungkin merumuskan serangkaian prinsip-prinsip penyesuaian diri berdasarkan budaya yang dapat diterima secara universal.
Dengan demikian, konsep penyesuaian diri sesungguhnya bersifat dinamis dan tidak dapat disusun berdasarkan konformitas sosial.
                       






MENGENAL PERSONAL SECARA KESELURUHAN
Pengenalan diri adalah sebuah tantangan berkesinambungan. Itu juga yang menjadikannya menyenangkan. Mengenal diri adalah perkara menjelajahi siapa kamu: apa yang kamu suka, apa yang tidak kamu suka, apa yang kamu inginkan, apa yang kamu rasakan, apa yang kamu percayai, apa yang kamu bela, dan apa yang menurutmu bisa kamu berikan pada dunia. Banyak sekali manfaat yang bisa kita pelajari dan kita hasilkan apabila kita bisa memahami dan mengenal diri kita sendiri.
Manfaat yang bisa kita rasakan adalah upaya pengembangan diri dapat lebih efektif, mengenal diri akan membantu kita memahami bahwa kita tidak tercipta secara kebetulan (by chance). Jika kita menginternalisasi dan menghayati akan keberadaan diri kita, maka kita akan sampai kepada kesimpulan yang tak terelakkan bahwa Tuhanlah yang mencipta seluruh keberadaan. Kita tidak mewujud dengan sendirinya atau hanya karena persemaian antara sperma dan ovum dari kedua orang tua kita. Manusia secara natural senantiasa mencari alasan keberadaannya. Darimanakah kedatanganku ? Ke mana langkah yang aku tuju ? Untuk tujuan apa keberadaanku ?
Dengan mengenal diri kita akan memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan eksistensial tersebut. Mengenal diri sendiri juga dapat membantu kita mengetahui kemampuan dan bakat dalam diri kita. Demikian juga sebaliknya jika kita mengenal diri kita maka kita juga mengetahui kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri kita. Dengan demikian kita dapat menjadi diri kita sendiri.
Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku bagi keberhasilan di bidang karier, melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya, termasuk keluarga, sosial masyarakat, dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang mesti jadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya. Salah satu cara supaya anda mengenal diri anda sendiri adalah :
1. Bersikaplah jujur kepada diri anda sendiri.
Seringkali menjadi jujur pada diri sendiri terasa menyakitkan. Banyak orang merasa berhenti dalam kariernya. Mereka menganggap orang lain dan lingkungan sebagai sumber kegagalan. Mereka mengingkari bahwa penyebabnya justru berasal dari dalam diri mereka sendiri. Di lain pihak, seringkali orang tidak mampu jujur pada diri sendiri karena salah dalam memahami keberhasilan yang sedang diraihnya. Banyak orang berhasil lalu mengira mampu melakukan apa saja. Mereka mengembangkan kedua belah lengannya lebar-lebar dan menyangka akan berhasil di semua hal. Mereka tak mau mengakui bahwa ada batas-batas yang tak mungkin dilalui. Jujur pada diri sendiri adalah bersedia untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Mengenali diri sendiri adalah belajar untuk menilai dan memahami diri sendiri dengan pikiran jernih tanpa dibebani dengan prasangka, harapan, ketakutan dan perasaan-perasaan lain.

2. Maukah anda memaafkan segala sesuatu yang telah terjadi, dan menerima sebagaimana adanya dengan hati lapang?
(dalam bahasa jawa dengan istilah " Narima " dibaca "narimo ")
Mengenal diri sendiri bukan sekedar mengenal nama, alamat, usia, dan apa-apa yang tercantum dalam curiculum vitae. Mengenal diri sendiri adalah proses dan hubungan timbal balik antara
seseorang dengan dirinya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, orang terbiasa untuk berhubungan dengan orang lain. Mereka mengembangkan berbagai cara komunikasi efektif dengan orang lain demi tercapainya tujuan. Demikian pula halnya dengan belajar mengenal diri sendiri, seseorang harus mengembangkan bentuk komunikasi timbal balik yang baik dengan dirinya sendiri. Mereka harus menumbuhkan kemampuan untuk melihat dan mendengar apa yang dikatakan oleh dirinya sendiri agar mampu memahaminya dengan baik. Proses ini adalah ketrampilan yang harus diasah terus-menerus. Pada awalnya selalu terasa berat, karena sebelum bertindak seseorang harus mengkomunikasikannya terlebih dahulu dengan dirinya sendiri, “apakah ini adalah sesuatu yang sesuai dengan diri saya? apakah ini benar-benar menjadi keinginan diri saya?” Dengan kata lain proses mengenal diri sendiri adalah proses membangkitkan kesadaran diri. Dan, bagian terberat dalam proses ini adalah belajar untuk disiplin.
3. Apakah anda sanggup melakukan disiplin diri?
Salah satu bentuk disiplin yang menuntun pada pengenalan diri adalah mengamati diri secara cermat – mengamati setiap perasaan, pikiran, harapan, keinginan, kegembiraan dan lain-lain yang terjadi dalam diri sendiri. Pengenalan diri sendiri adalah upaya dari diri kita sendiri untuk menemukan jawaban jawaban yang ada dalam diri kita. Para spiritualis biasa melakukan ini dengan bermeditasi, khusyu’k, mengheningkan cipta, atau berbagai istilah lain. Pengamatan ini menumbuhkan kesadaran yang lebih tenang, yang mampu melihat secara jernih pikiran dan perasaan yang sedang terjadi, kemampuan, bakat dan ketrampilan yang dimiliki, kekuatan dan kesempatan untuk menggunakan semua pikiran, perasaan, kemampuan, bakat dan ketrampilan itu untuk sebaik-baiknya kehidupan karier. Pengamatan diri ini dapat dilakukan di setiap saat sembari melakukan kegiatan sehari-hari. Justru dalam kegiatan sehari-hari itulah seseorang berkesempatan untuk menyadari betapa banyak gejolak pikiran, perasaan yang muncul silih berganti.
4. Apakah anda bersedia menjadi diri anda sendiri ?
Banyak orang mengaburkan arti menjadi “diri sendiri” dengan “semaunya sendiri”. Menjadi diri sendiri melalui proses mengenal diri adalah menumbuhkan pengendalian diri karena dalam mengembangkan dirinya seseorang harus senantiasa berjalan pada potensi-potensi yang dianugerahkan padanya. Selain itu, banyak orang menjadi apa yang dikatakan orang lain dan menganggapnya itu sesuai dengan dirinya. Yang perlu disadari adalah bahwa setiap orang itu berbeda dan unik. Tak ada orang yang sama. Mereka dianugerahi kemampuan, potensi dan bakat yang berbeda-beda.Tugas manusia adalah menggunakan semua itu untuk kemajuan kehidupan ini. Tujuan mengenal diri untuk pengembangan karir adalah mengenal apa potensi-potensi, bakat-bakat, kemampuan dan ketrampilan yang ada pada diri agar bisa digunakan untuk kemajuan karir. Selain itu, mengenal diri akan menumbuhkan kesadaran dan pengendalian diri, suatu bentuk pengembangan emosi dan spiritual yang dibutuhkan untuk mengiringi langkah kemajuan karir.

ARTI STRES DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
TERMASUK EFEKNYA

Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut
Jatuh cinta itu merupakan stressor bagi kita, baik yang berasal dari dalam dan berasal dari luar tubuh kita. intinya pada saat kita jatuh cinta, kita mengalami stres. Hanya saja stres yang timbul pada setiap pribadi berbeda, jatuh cinta dapat menjadi eustres (stres positif) atau distres (stres negatif).
Contoh stres positif:
Pada saat kita jatuh cinta kita merasa lebih percaya diri, tertantang atau termotivasi dan membuat diri kita merasa nyaman, performa diri yang meningkat, sistem kekebalan meningkat, menjadi kuat.
Atau stres negatif Pada saat kita jatuh cinta kita merasa takut, lemah, tidak percaya diri, rendah diri, kualitas diri yang berkurang, terkadang merasa cemas yang amat sangat, bahkan dapat menimbulkan frustasi yang berkepanjangan.
Pada dasarnya dalam diri manusia terdapat hal hal yang positif maupun negative. Jika sesorang sedang mengalami keadaan dimana dia stress maka akan terjadi despresi.
Banyak orang mengalami jatuh cinta, akan tetapi jika gagal dalam percintaan maka tidak lain akan berdampak negative. Entah mw menyendiri, entah dia mau bunuh diri, itu di sebabkan pikiran yang tak kondusif.


Jatuh cinta sring kali kita lupa akan sesuatu yang akan berdampak buruk pada efek efeknya.
Ini salah satu hubungannya cinta dan stres
Dari stressor lalu kita ke reaksi,
Nah, lalu proses apa sih yang terjadi pada diri kita? Ternyata di dalam tubuh kita mengalami proses diproduksinya beberapa zat-zat tertentu yang sedikit membius otak dan efeknya bisa disamakan dengan efek narkoba. Zat-zat tertentu ini dinamakan feromon.
Feromon adalah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Sedangkan feromon yang diproduksi oleh hormon pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan tapi hanya bisa dirasakan oleh VMO (alat Bantu penciuman) di dalam hidung/indra pencium. Sinyal ini dihasilkan oleh jaringan kulit khusus yang terkonsentrasi di dalam lengan. Sinyal feromon ini diterima oleh VMO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus. Di sinilah terjadi perubahan hormon yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis.
Efeknya ialah membuat seseorang kecanduan sehingga ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin. Proses inilah yang disebut reaksi diri kita terhadap stressor.
Reaksi menimbulkan perubahan, dan pada saat kita jatuh cinta biasanya ada yang berubah dari diri kita. Perubahan (change) merupakan salah satu proses hidup yang berhubungan kuat dengan stres. Selain reaksi perubahan sistem di dalam tubuh kita, perubahan juga terjadi di luar tubuh kita seperti, perubahan pola makan, perbedaan detak jantung, pernafasan, hingga perubahan pola pikir atau mindset.

GENERAL ADAPTION

Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
Adaptasi merupakan salah satu sumber daya di dalam hidup manusia, akan tetapi banyak juga yang tak mengerti tentang general adaptasi..
Contoh kecil dari adaptasi:
Si toni pada awalnya anak orang kaya dari keluarga terhormat yang tinggal di salah satu perumahan kompleks aBri, dan diapun sudah merasa nyaman dengan lingkungannya yang sesuai dengan kepribadiaannya. Dia merasa senang sekali

jika bebicara, becanda, maupun nongkrong karena dia mempunyai general adaption yang tinggi. Tidak hanya di daerah kompleknya saja, di sekolahan nya pun dia banyak di gemari oleh teman-teman nya. Meski sekolahnya tak mewah namun dia dapat berinteraksi dengan baik.
Itu salah satu contoh kasusnya..
Ada 3 jenis dari adaption:
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.

2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh adapatasi fisiologis adalah seperti pada binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan untuk menyembunyikan diri.