Sabtu, 17 Desember 2011
mencintaimu hingga akhir hidup ku
Sebuah kisah nyata kesejatian cinta. Sudah beberapa tahun berlalu sejak kakek dan nenekku meninggal dunia. Namun kenangan tentang kesetiaan cinta masih terus melekat di benak kami. Meski beberapa kali duka merundung, mereka tegar melaluinya dengan sujud berdoa bersama, untuk kebahagiaan anak-anaknya baik yang masih hidup maupun yang telah dipanggil Tuhan ketika masih bayi.
Satu waktu yang mengabadikan kenangan terakhir cinta mereka, adalah ketika kakekku terbaring sakit akibat kanker getah bening yang dideritanya. Tubuhnya semakin lemah, tidak lagi tegap seperti saat berjuang di medan perang melawan penjajah. Dokter mengatakan tiada lagi harapan. Namun saat itu, kekuatan cinta pada istrinya semakin mendalam.
Nenekku selalu duduk menemani disamping ranjang kakekku. Suatu kali mereka saling bertatapan sembari berpegangan tangan dengan cincin pernikahan yang masih terpasang di jemari keduanya. Kemudian, dengan kekuatan yang tersisa, kakekku berusaha berbicara meskipun nafasnya terbata-bata dan matanya berbalut sendu,”terimakasih, untuk waktu bersama, aku mencintaimu, hingga akhir hidupku”. Genggaman tangan kakekku merangkul erat cincin pernikahan mereka.
Saat itu sungguh mengharukan. Mengalirkan air mata kesedihan namun lebih bermakna kebahagiaan. Setelah mengucapkan kalimat itu, kondisi kakekku semakin lemah dan tidak lagi mampu berbicara, hingga hari ia meninggal dengan tenang di sisi nenekku. Mereka telah berhasil sampai di garis akhir melewati banyak rintangan, tapi cinta keduanya tidak pernah berhenti. Dan hingga nenekku meninggal, cinta itu masih selalu dibawa dalam doa.
Saat menulis puisi sederhana ini sembari mengingat kisah kakek dan nenekku, membuatku semakin menyadari perasaan cinta keduanya yang begitu mendalam selama hari demi hari bersama sampai di penghujung usia.
Mencintaimu, Hingga Penghujung Usiaku…
Aku kan ada di sisimu,menjagamu dan mengukir senyum termanis
Kita mampukan diri lewati duka, bersama mengusir lara hati
Kau tak pernah sendiri dalam luka, karna bebanmu adalah bebanku
Percayalah, akan selalu ada aku mengisi bahagia kalbumu
Namun, akankah roda waktu terus menuntunku tuk mewujudkan mimpi terindahmu?
Nyatanya aku begitu takut menghitung hari di sisa umurku
Tetapi tidak, itu bukan alasan untuk menjadi lemah
Aku memintamu untuk tetap yakin, jika aku setia melindungimu,selamanya
Akan tetapi, jika hari esok semakin singkat tuk kita jalani
Aku ingin mengabadikan setiap menit tatapan mataku dalam bingkai senyumanmu
Terkadang aku ingin menghentikan waktu,agar sayap kasihku tak lepas menaungimu
Andaikan saat itu kembali, aku akan lebih kuat menguncinya dalam lubuk hati, sehingga sang waktu tak akan bisa merenggutnya
Tapi aku yakin,Tuhan begitu mencintai kita,maka ia menciptakan awal dan akhir,
Agar kasih kita tetap abadi sepanjang masa
Namun yakinlah,semua kenangan tentang dirimu tak akan pernah lenyap bersama hembus nafasku
Meski jarak dan waktu merentang jauh, aku akan tetap menunggu senyumanmu
Karna aku, selalu mencintaimu,hingga akhir waktu di penghujung usiaku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar